Kamis, 19 April 2012

dazka

dazka

Senin, 31 Mei 2010

takkan tercapai keinginan tuk buaimu dalam kasih…
kerlingan maya buat hatiku terikat sementara
kiasan kata tak dapat tutupi luka
saat cela tlah habis masa…

rindu…

haruku tiada berarti saat berubah parau isak mimpiku
tergaris lurus kisahku yang berakhir dengan jemu

arah…

tak lekang ku mencari
dan tak puas kumenanti
saat ku terdiam di balik pencarianku,
saat ku terpatri dalam penantianku…

mimpi…

“cepat, buka matamu…” seruku dalam tidur
saat tersadar, kumengerti…
sang dewi hanyalah kilau semu dalam mimpi…

bye my memory…
bye…

cukuplah pahitku bersama bayanganku
cukuplah lelahku dalam pengharapanku
kini ku telah bersandar pada tujuanku…
pada keindahan masa depanku…
denganmu…

l
Tak akan lagi aku sanggup
Mengepak saya mengitari bumi
Menyibak kabut di pagi
Sungguh aku tak akan sanggup
Walau hanya memandang dunia

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dirangka sayapku yang patah
Melawan badai tadi siang

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dihati yang tersayat oleh rasa
Melawan benci diruang cinta

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dijantung yang tertusuk duri
Hingga aku tiada tersadar lagi
Bahwa aku telah mati
Perjalanan manusia penuh dengan lika-liku
Selalu berbeda tanpa batas ruang dan waktu
Kegagalan kadang kala menyakitkan kalbu
Jika tiada pembimbing bagi hati yang pilu

Ketika akhir dari tujuan tidak menjadi milik anda
Hanya keikhlasanlah yg menolong pedihnya jiwa
Tatkala kegagalan terus membayangi langkah kita
Pasrahkanlah segalanya pada Sang maha Bijaksana

Percayalah bahwa Sang Pencipta maha mengetahui
Sehingga sanubari senantiasa berdzikir tanpa henti
Renungkanlah makna hidup setiap insan di dunia ini
Niscaya kebahagiaan akan merasuk dalam ruang hati

Kegagalan bukan akhir dari suatu perjalanan
Karna ia hanya sebatas ujian dalam kehidupan
Kerinduan akan kebahagiaan selalu didapatkan
Bagi seorang yg berfikir bahwa hidup adalah ujian

Jadilah hamba Allah yang baik saat menyikapi segala cobaan
Sehingga jiwa yang tenang menghampiri nuansa kebahagiaan
Tataplah masa depan melalui doa dalam langkah kemenangan
Karna tiada hal yang sia-sia dalam setiap jalan pengorbanan.
Aku disini terdiam
Tersentak tanpa kata
Seakan dunia gelap oleh kabut
Seolah cahaya hilang di telannya

Ku mencintai bukan membenci
Ketika ku coba untuk memahami
Arti cinta sebnarnya
Tapi kenapa hanya luka yang ku dapat

Kini ku coba untuk merajut kembali sehelai demi sehelai
Ketika rajutan itu akan utuh kau hancurkan dengan
Dengan sebuah silet tajam
Kau sayat seolah kau tak mempuyai rasa

Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karma ku mencintai
Buka ,aku yang di cintai

Semoga kau bahagia
Dengan luka ku ini
Semoga kau tenang
Dengan pederitaan hati

Sesungguhnya tuhan melihat
Mendengar
Dan mersakan
Apa yg kurasa
Dia tak diam
Tapi dia selalu mendengar do’a ku

Suatu saat kau akan tau
Arti cinta sebenar nya..

Sabtu, 20 Maret 2010

senyum pahlawan

Ombak berdebur, hancur, batu karang menyambut. .
Deru angin tak hentinya mengantarmu,
Menuju gerbang bakti kebebasanmu, hai pahlawan. .
Hantaman ombak, deru angin, atau apapun. .
Tetap tegar, bersimbah darah sekalipun,
Harta lenyap sekalipun,
Nyawa melayang sekalipun, tetap tegar,
Wahai pahlawan. . .

10 November, tatap kami, Hai Pahlawan. .
Lihat kami disini, kami merasakannya. .
Deburan ombak dan deru angin yang menghantammu. .
Kami tak sanggup, kami tak dapat tegar spertimu . .

10 November, pandang kami, hai sekalian pahlawan. .
Kami selalu mengenang baktimu, kami menghargai jasamu. .
Kami selalu mengheningkan cipta untukmu, pahlawan. .

10 November, tersenyumlah pahlawan. .
Lihatkan guratan senyummu dilangit biru. .

Batu karang menyambut deburan ombak, hancur. .
Kau diantar angin berderu kegerbang kebebasanmu. .
Ketegaranmu, ajari kami. . .
Keberanianmu, ajari kami. . .
Kemenanganmu, ajari kami. . .
Kepahlawananmu, ajari kami . . .
Ajarilah kami wahai pahlawan

Langit cerah menampakkan senyummu. . .
Merekah penuh kedamaian. . . .

kosong

Di mana kutemukan
Kebenaran
Di meja hijau ruang sidang
Nihil
Di lidah hakim penjilat rakyat
Mustahil
Di mana kutemukan
Kejujuran
Di hiruk pikuk perniagaan dan perdagangan
Tak dapat
Di tangan elit politik pengumbar janji
Tak sempat
Di mana kutemukan
Kebebasan
Di bawah kekuasaan diktator mulut kotor
Percuma
Di dalam warung remang remang tempat prostitusi
Tak ada
Di mana kutemukan
Kebersihan
Di pemukiman kumuh tempat pembuangan sampah
Musnah
Di sungai tempat mengalirnya limbah pabrik
Punah
Di mana kutemukan
Kesehatan
Di camp pengungsi korban bencana
Tak tahu
Di lapangan kerja buruh pabrik pertaruhkan asa
Tak menahu

Lalu
Di mana kutemukan itu semua
Kosong

Akhir menutup mata

rambutmu putih melambangkan usiamu
mengenang masa lalu penuh perjuanganmu
tangan keriputmu memgang gagang kursi
air matamu menetes mengenang masa lalu

mati hidupmu demi kami
kau korbankan harta kau selamatkan bangsa
berharap akan masa masa jaya
namun pilu setelah kau jaya

masa lalumu adalah perjuangan
masa depanmu adalah hinaan
namun kau tabah akan cacian
berharap mendapat penghidupan
walau jauh dari yang kau citakan

hatimu kelu akan balasan yang kau dapatkan
menangis pilu akan apa yang terjadi sekarang
dan kau hanya bisa menunggu dalam kesedihan
berjuaang selamatkan hidupmu dari keterpurukan

walau mungkin takkan ada masa indah dalam dirimu lagi
kau tetap tersenyum akan hidupmu
memandang lurus masa depan
sampai akhir waktumu menutup mata

pejuang bangsa

semangat bagai api berkobar
hiasi sanubari langkah awal kemenangan
raga bernyawa di medan perang
hingga titik darah penghabisan
demi capai suatu tujuan hidup mulia
dengan kemerdekaan sejati
budi luhur di tanam dalam jiwa
akal sehat bersemenyam
demi maju juang
demi bumi pertiwi
demi tanah air tercinta
INDONESIA RAYA…
kini sebatas nama
tokoh pejuang gugur demi pembelaan
harumnya nama negeri tercinta
atas pengorbanan segala jasa
majulah wahai pemuda
tuk bangkitkan negeri elok kita
demi masa depan gemilang
tuk wujudkan harapan bangsa