Sabtu, 20 Maret 2010

senyum pahlawan

Ombak berdebur, hancur, batu karang menyambut. .
Deru angin tak hentinya mengantarmu,
Menuju gerbang bakti kebebasanmu, hai pahlawan. .
Hantaman ombak, deru angin, atau apapun. .
Tetap tegar, bersimbah darah sekalipun,
Harta lenyap sekalipun,
Nyawa melayang sekalipun, tetap tegar,
Wahai pahlawan. . .

10 November, tatap kami, Hai Pahlawan. .
Lihat kami disini, kami merasakannya. .
Deburan ombak dan deru angin yang menghantammu. .
Kami tak sanggup, kami tak dapat tegar spertimu . .

10 November, pandang kami, hai sekalian pahlawan. .
Kami selalu mengenang baktimu, kami menghargai jasamu. .
Kami selalu mengheningkan cipta untukmu, pahlawan. .

10 November, tersenyumlah pahlawan. .
Lihatkan guratan senyummu dilangit biru. .

Batu karang menyambut deburan ombak, hancur. .
Kau diantar angin berderu kegerbang kebebasanmu. .
Ketegaranmu, ajari kami. . .
Keberanianmu, ajari kami. . .
Kemenanganmu, ajari kami. . .
Kepahlawananmu, ajari kami . . .
Ajarilah kami wahai pahlawan

Langit cerah menampakkan senyummu. . .
Merekah penuh kedamaian. . . .

kosong

Di mana kutemukan
Kebenaran
Di meja hijau ruang sidang
Nihil
Di lidah hakim penjilat rakyat
Mustahil
Di mana kutemukan
Kejujuran
Di hiruk pikuk perniagaan dan perdagangan
Tak dapat
Di tangan elit politik pengumbar janji
Tak sempat
Di mana kutemukan
Kebebasan
Di bawah kekuasaan diktator mulut kotor
Percuma
Di dalam warung remang remang tempat prostitusi
Tak ada
Di mana kutemukan
Kebersihan
Di pemukiman kumuh tempat pembuangan sampah
Musnah
Di sungai tempat mengalirnya limbah pabrik
Punah
Di mana kutemukan
Kesehatan
Di camp pengungsi korban bencana
Tak tahu
Di lapangan kerja buruh pabrik pertaruhkan asa
Tak menahu

Lalu
Di mana kutemukan itu semua
Kosong

Akhir menutup mata

rambutmu putih melambangkan usiamu
mengenang masa lalu penuh perjuanganmu
tangan keriputmu memgang gagang kursi
air matamu menetes mengenang masa lalu

mati hidupmu demi kami
kau korbankan harta kau selamatkan bangsa
berharap akan masa masa jaya
namun pilu setelah kau jaya

masa lalumu adalah perjuangan
masa depanmu adalah hinaan
namun kau tabah akan cacian
berharap mendapat penghidupan
walau jauh dari yang kau citakan

hatimu kelu akan balasan yang kau dapatkan
menangis pilu akan apa yang terjadi sekarang
dan kau hanya bisa menunggu dalam kesedihan
berjuaang selamatkan hidupmu dari keterpurukan

walau mungkin takkan ada masa indah dalam dirimu lagi
kau tetap tersenyum akan hidupmu
memandang lurus masa depan
sampai akhir waktumu menutup mata

pejuang bangsa

semangat bagai api berkobar
hiasi sanubari langkah awal kemenangan
raga bernyawa di medan perang
hingga titik darah penghabisan
demi capai suatu tujuan hidup mulia
dengan kemerdekaan sejati
budi luhur di tanam dalam jiwa
akal sehat bersemenyam
demi maju juang
demi bumi pertiwi
demi tanah air tercinta
INDONESIA RAYA…
kini sebatas nama
tokoh pejuang gugur demi pembelaan
harumnya nama negeri tercinta
atas pengorbanan segala jasa
majulah wahai pemuda
tuk bangkitkan negeri elok kita
demi masa depan gemilang
tuk wujudkan harapan bangsa

indonesai ku

Angin berhembus menyebar kesenduan menyangat di semesta alam
Awan mengukir kesedihan terpancar di wajah2 langit
delapan juta orang bergerumul padati tanah merah yang lapang
kulihat paras kepedihan mendalam dijiwa mereka
semerbak wangi kamboja menusuk hidung tersebar di udara lepas
hujan air mata mengguyur persada alam

Indonesia berkabung
Melepas kepergian orang-orang terkasih
Mereka selalu berikan karya terbaik bagi bangsa disepanjang hayatnya
Indonesia menangis
Meraung kesakitan mendalam kehilangan putra-putra bangsa terbaik
Tak ada yang bisa menandingi mereka hingga ujung usia pertiwi

Indonesia berduka
Karangan bunga yang tersemat di nisan hanyalah sebuah simbol penyesalan
tak ada yang kembali setelah perpisahan terakhir untuk selamanya

Indonesia Berharap
Kepergian putra-putra kebanggaannya tak akan meluluhkan semangat benih-benih pejuang
yang terus menuangkan buah pikirannya dalam goresan tinta abadi kesuksesan di kertas perjalanan bangsa

hukum dan uang

keadilan di meja hijau
ku lihat uang bergulir
menenggelamkan keadilan itu
menghancurkan hati nurani
dan terdengar ketukan ketamakan
menghanyutkan air mata kepedihan
yang dikarenakan uang
hal yang takkan membuatmu tenang
hal yang akan membuatmu dalam kebersalahan
dan mati dalam siksaan ketamakan

dan itu membuat sebuah pertanyaan
dimanakah keadilan itu?
dimanakah keadilan itu?
bila semua dapat dibeli dengan uang
apakah yang tersisa dari hukum
yang selalu menindas yang lemah
yang memperkuat yang berkuasa
membuat apapun miliknya
walau orang lain berpeluh kesah

apakah hukum itu?
hukumpun tak pernah benar
dengan nama hukum merka menindas yang lemah
tidak mempedulikan orang lain
hanya karena ia berkuasa
memuaskan nafsunya atas nama hukum
yang membuat ia tidak berbeda dari binatang
binatang yang mengais sampah dengan nama kebenaran

tapi biarlah
didunia ini tak ada yang sempurna
hanya dipenuhi ketamakan
dipenuhi nafsu
di penuhi keserakahan
hanya karena uang
mereka buta, mereka buta
buta untuk selamanya

ratapan sang pengemis

Wahai sang penguasa di kursi president
dimanakah letak keadilan itu ?
Dimanakah letak kemakmuran itu?

Tidakkah kau dengar jerit tangisku..
Jeritan tangis seorang pengemis
yang sudah tua dan renta ini tidakkah kau melihat terik matahari yang menjadi payungku

taukah kau aspal yang menjadi lantai untkku langkahkan kaki yang tanpa alas ini sungguh panas terasa sungguh sakit seakan menyengat kulit yang sudah keriput ini

dapatkah aku meminta keadilan ?
Sedang swraku tidak kau dengar
tidakkah kau lihat baju yg compang ini penuh noda namun kau tidak menolehku

RETORIKA BANGSA,SANG PUSAKA…

Aku kembali terhenyak! HISTORY!
ya.. demikian banyak sejarah, VICTORY!
Bagaimana dgn,SHESTORY?
factory ku harap tanpa:FEAR!
UNFEAR WILL BECOME FAIR!
fear will fire…..
ouchh.. kibaran sang SAKA,
DALAM imaji bocah.
sejarah dan masa depan.
bgaimana dgn sekarang
tapi.. seperti sbuah lagu:
orang bilang tanah kita tanah surga!
ramahtamah yang tidak temeh,
tulus ikhlas yang tak bulus
senyum yang bisa menjadi
air bagi yang haus..
lalu..? lalu..?
para rektor punya retorika
semoga mulia dalam imaji

Senja itu kelabu kusibak kembali tirai masa lalu jendela sejarah mengais ngais tumpukan peristiwa di tong sampah subjektifitas catatan panjang ibu per

Senja itu kelabu
kusibak kembali tirai masa lalu
jendela sejarah
mengais ngais tumpukan peristiwa
di tong sampah subjektifitas
catatan panjang ibu pertiwi
secarik kertas kusam penuh tapak kaki
Ibuku,
Sayang
Di waktu remaja enam abad silam
kau gadis cantik lagi sensual
Si Bunga desa khatulistiwa
penebar harum dari rumah nusantara
dalam keluguan kebodohan
kau selalu gembira riang
bermain bersama indah alam tropis
bermanja pada kekayaan alam
kau cuek akan gaduh suara
pertikaian lantai

cinta untuk ku

Adakah engkau disana sepertiku…….??
memasuki dunia tanpa musim
dimana aku dapat tertawa meski tak sepenuhnya
dimana aku dapat menangis meski tak habiskan air mata
memandang burung dan ombak dari rahim samudra
yang membisikkan musim ke ujung kehidupan
cintaku…………
kau tak mengenal aku
siapa akupun kau tak tahu
tapi cintaku akan tetap tinggal
dan bekas jarinya tak akan pernah terhapus

Adakah engkau disana sepertiku…..??
yang tidak mengukur kerinduan dengan sebuah tongkat yang berkilau
yang tak mampu mengucapkan kedalaman kerinduan
yang merasakan bahwa kekuatan untuk mencintai adalah tanpa batas
aku yang terkurung……..mengambil sayap
tapi tak mampu mengarungi angkasa bebas
betapa sedihnya………
bila aku harus melepaskan sayap itu
dengan tanganku sendiri………

Engkau cintaku…………..
aku mendengar panggilanmu dari balik lautan
dan merasakan sayap – sayapmu membelaiku
aku ingin berlari kepadamu……..
namun kakiku terkurung diantara dua lampu
aku hanya bisa berdiri di sini
menangisi dan mendengarkan panggilan jiwamu
cintaku……………

mimpi

Malam larut,
Saat kejora masih terang benderang.
Sinarnya terajut
Jauh menyinari asa yang hilang
Desah nafasku pun melantun teratur
Mengiringi lelap malam itu.
Tapi, inderaku tetap terjaga dan terpekur,
Membawa mimpi tentangmu.
Ada wajah membias,
Ada senyum terulas,
Ada sosok membayang,
Lalu sepenggal kisah terkarang.
Tetes hangat terasa tajam
Di sudut mata yang terpejam
Selalu dia hadir menutup mimpi dan bersaksi
Pahitnya cinta yang tiada pernah memiliki…

Jumat, 19 Maret 2010

Rabu, 17 Maret 2010

puisi panjang untuk pelangi

suatu waktu di subuh yang perawan
kufikirkan dirimu, dan cintaku.
kufikirkan sahabatku.
betapa makna........
tusuk saja punggungku, biar sepi mengaduh.
tusuk saja dadaku biar ramai bergemuruh.
dan aku tak perlu lagi diam seribu bahasamu.
atau gulungan senyum yang terus ganggu tidurku.

patahkan saja rantingnya, agar terbagi dua.
aku tak ingin lagi dunia.
datangi diriku...sapa, caci dan tamparlah.
ajari aku tentang cinta yang kau maksud.

banting saja kristalnya, biar seperti permata.
aku tak perlu lagi dunia.
ajak sahabatku...sapa, hajar dan ikat diriku.
ajari aku tentang setia.

penggal saja kepalaku, agar kau percaya kalau aku manusia.
aku tak lagi butuh dunia.
ajak semuanya...ramai-ramai meneliti,
tentang apa arti cinta, tentang diam yang kau punya.

potong saja tanganku, agar tak lagi memberimu.
aku tak mau lagi dunia.
buktikan semua, tentang kasih, tentang damai tentang cinta.

ayo....tantang aku dengan berani..!
liat cinta-cinta itu, terus tumbuh keluar dari kepalaku.
tak bisa diam, tak bisa tenang.

ayo kemarilah bersama semua.
bunuh dirku...cabik-cabik badanku, potong semuanya.
tak mengapa, mungkin kelak kau temukan cinta di antara arteriku.
yang mengalir bersama darah yang menuliskan namamu...............

PENYANYI

Penyanyi berlumur hening
Melucuti kegamangan
bersorban selendang yang telah usang
menghardik keramaian sepanjang jalan
peluhnya tak kuasa mengiba
karena deretan nyanyian rancak
lebih lantang bersuara
ketika semua harus berlalu
janganlah pernah memaksa untuk menunggu
karena sang waktu tak kan bermesraan
apalagi harus duduk mencumbui peluhmu
biarlah uraian ini menjadi tapak yang akan terpatri
membekas pada jalan-jalan yang terlewati
oleh anak cucu pelantun tembang sanubari

Broken Inside

I’m trying very hard,
to smile without you,,
i’m trying very hard,
to happy without you,,
i’m trying very hard,
to live without you,,
i’m trying very hard,
to stay away from you..
But,
i just can’t,
i just can’t breath without you,,
i just can’t survive without you..
I don’t know why,
why i can’t forget about you,,
everythings i do,
will reminds me to you..
Dear,
if i can,

senantiasa

Senantiasa
Ku mencoba tuk s’lalu ada
Saat kau menangisi duka
Atau saat berbagi tawa

Senantiasa
Tak pernah cukup mudah
Namun hasrat membuatku bisa
Tentangmu adalah asa

Senantiasa
Kuhindari menorehkan luka
Membuatmu s’lalu bahagia
Kemarin, kini dan sepanjang masa

kerinduan abadi

Mencoba lepaskan beban
Kutulis sebait lagu tentang kerinduan
Terpendam dibatas jarak yang memisahkan
Jujur ingin aku bertemu

Mencoba lukiskan bayang
Selintas wajah gadis yang kurindukan
Di awan kugoreskan imaji dan bisikkan
Tetap setia padaku

Betapa berarti
Sesaat pertemuan kita
Obati rindu sekian waktu lamanya
Hanya hati
Setia pada cinta dijiwa
Kan membawa ini jadi selamanya

rindu puisi

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi

Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat

Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

letih

Letih… ku berdiri di bawah terik mentari
Semenjak engkau melangkah menjauh pergi
Hingga rambut ini mulai memutih
Masih… tak kutemui engkau kembali

Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati
Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
Sampai engkau hadir…
Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir

Seorang Penyair

Apa yang dapat diberikan seorang penyair ?
Saat tak ada sesuatu yang dapat mengilhami
Ketika realita tak cukup untuk menginspirasi
Matikah ia…. bersama syair-syair lama yang t’lah lapuk
dan kehilangan pembaca ?

Apa yang harus dilakukan seorang penyair ?
Saat kosong memenuhi imaji
Saat sendiri juga tak cukup berikan ruang untuk kehadiran satu puisi
Tak pantas lagikah ia… tetap disebut penyair walaupun tak lagi mampu
untuk tetap bersyair ?

Setelah lama tidak menulis satu pun puisi, satu tulisan di atas adalah sebuah curahan hati dari saya tentang keadaan yang terjadi di sekian waktu ini. Oh ya, hari ini saya juga menulis 2 puisi baru dimana salah satunya adalah puisi valentine untuk menyambut hari kasih sayang yang udah semakin dekat ini. Kedua puisi baru tersebut saya letakkan di MunajatCinta.

Kepada Seorang Ayah yang berbahagia,

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu

tanpa judul

Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin

Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur

Aku dan Tulisanku

Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
tapi tidak dengan diriku
diriku adalah kumpulan prilaku potensi dosa
diriku adalah susunan tulang daging darah
yang mungkin telah menyerap barang haram
diriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
harap aku bisa mendapat sapaan hormat yang sama
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
tak dapat bercengkrama dengan prilakuku yang
diproduksi oleh niatku yang subjektif
tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku....

Kepergianmu

Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas

Minggu, 14 Maret 2010

Emo, Lebih Dari Sekedar Musik

Akhir-akhir ini banyak terdengar istilah 'emo.' Musik emo, gaya pakaian emo, potongan rambut emo, bahkan gaya hidup emo. Jika kita mengakses situs www.friendster-layouts.com dan memilih kategori emo, maka akan muncul ratusan tampilan pola halaman yang kebanyakan dihiasi dengan warna-warna gelap, suram, didominasi hitam, abu-abu, putih, dan merah darah. Dilengkapi dengan gambar orang dengan smokey eyes, rambut menutupi mata, dan biasanya menunjukkan bahwa mereka sedang patah hati dan putus asa. Tetapi, apakah sebenarnya 'emo' itu? Apakah melulu gaya berpakaian yang saat ini lagi in di kalangan anak muda itu?

Lebih Dekat Dengan Emo

Hampir serupa dengan punk dan rock, emo sekarang dikenal sebagai suatu keadaan emosional. Istilah emo sendiri dianggap sebagai sebuah budaya, kata itu adalah singkatan dari kata 'emotional' (emosional). Emo sendiri ternyata bukan hanya sebuah sikap, namun juga fashion yang terpengaruh dari musik emo (emocore).

Emo adalah Aliran Musik

Emocore adalah perpaduan dari hardcore dan musik punk yang sangat populer di Washington DC pada akhir era 80-an. Budaya emo akhirnya terus berkembang antara dekade 90-an hingga 2000-an hingga mencapai popularitasnya saat ini.

emo

Pertengahan 80-an, istilah emo menggambarkan sub genre hardcore punk yang berakar dari musik Washington DC. Pada perkembangannya, istilah emocore yang merupakan kependekan dari emotional hardcore, akhirnya digunakan untuk menggambarkan penampilan band-band di Washington DC yang sangat emosional misalnya Rites of Spring, Embrace, atau Moss Icon.

Di pertengahan 90-an, istilah emo mulai merujuk pada genre indie yang mendapatkan pengaruh dari Fugazi yang dianggap sebagai emo first wave.

Band-band seperti Sunny Day Real Estate dan Texas is the Reason menunjukkan gaya emo indie rock yang lebih menunjukkan melodi mereka daripada kekacauannya.

Yang saat ini sedang populer adalah band-band seperti Fall Out Boy, My Chemical Romance, Panic at the Disco, dan Paramore yang juga disebut sebagai band emo walaupun gaya musik mereka memang cukup berbeda dengan band-band emo sebelumnya.

emo

Emo adalah Gaya Berpakaian

Namun emo sepertinya telah berkembang jauh melampaui dunia musik saja. Emo sekarang malah lebih sering dihubungkan dengan fashion daripada musik.

Istilah emo ini kadang kala langsung dirujuk pada jeans ketat yang dipakai cowok dan cewek juga, poni rambut yang panjang dan disisir ke satu sisi wajah dan menutupi salah satu atau malah kedua mata. Potongan rambutnya lurus, kaos ketat (biasanya berlengan pendek) bertuliskan nama-nama band emo, ikat pinggang berkepala besar, sepatu kanvas atau sepatu hitam yang sering kali nampak tua dan lusuh, dilengkapi dengan kaca mata berbingkai hitam tebal.Gaya berpakaian ini disebut dengan istilah fad.

emo

Emo adalah Gaya Hidup

Belakangan, media menghubung-hubungkan emo dengan stereotype seperti emosional, sensitif, pemalu, tertutup, atau cepat tersinggung. Parahnya, mereka juga menghubung-hubungkan karakter emo dengan depresi, suka melukai diri sendiri, dan bunuh diri.

Namun terlepas dari semua itu, emo adalah salah satu tren musik yang akhirnya berkembang menjadi suatu gaya berpakaian dan cara bergaul. Seperti juga gaya hidup lainnya, ada sisi negatif dan ada sisi positif di dalamnya. Tak semua emo kids (penganut aliran emo) bersifat emosional dan suka menyakiti diri sendiri. Dalam satu situs emo, www.emo-corner.com, disebutkan bahwa 'emo people are not all suicidal and they do not slit their wrist!' Jadi, are u dare enough to be called emo kids? (kpl/wiki/le/ec/npy)

Sabtu, 13 Maret 2010